Selasa, 29 April 2014
Senin, 28 April 2014
MEMERIAHKAN ACARA MELEPAS MATAHARI 2013
00.14
No comments
inShare
Acara melepas matahari 2013di Kota Denpasar
berlangsung di areal Patung Catur Muka, dengan dimeriahkan berbagai
atraksi kesenian modern dan tradisional. Acara melepas matahari yang
dirangkai penutupan even Denpasar Festival
ke-VI, dihadiri Walikota Denpasar, IB Rai Dharawijaya Mantra; Wakil
Walikota, IGN Jaya Negara; Sekda Kota, AA Ngurah Rai Iswara; Pangdam
IX/Udayana, Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya; Kapolresta, Dandim
1611/Badung, tokoh-tokoh masyarakat dan kepala SKPD.
Ketua
panitia, AA Oka Suwetja, di hadapan undangan melaporkan, kegiatan
melepas matahari 2013 merupakan satu rangkaian dengan kegiatan Denpasar
Festival ke-6 yang digelar mulai 28 s.d. 31 Desember 2013. Kegiatan
melepas matahari 2013 didukung ratusan seniman dari berbagai sekolah dan
kantong-kantong seni yang ada di Kota Denpasar. Dengan kegiatan ini,
diharapkan mampu mempererat dan mempertebal rasa persatuan dan
persaudaraan antarsuku, ras dan etnis yang ada di Kota Denpasar, serta
dengan rasa optimis dalam menyongsong datangnya Tahun Baru 2014.
Dengan mengambil tema “Denpasar Rumahku Kotaku, Creative In Motion”
kegiatan ini dimulai sejak pagi hari dengan parade sanggar tari se-Kota
Denpasar diikuti sekitar 4.000 penari. Dilanjutkan dengan atraksi marching band, lomba melukis, festival permainan tradisional anak dan tetabuhan gambang klenengan oleh seka gambang Manika Shanti.
Acara melepas matahari 2013 didahului doa
bersama lintas agama dipimpin Ketua FKAUB Denpasar, IB Wiana,
dilanjutkan dengan parade atraksi kesenian dari beberapa sekolah yang
ada di Kota Denpasar, seperti SD Cipta Darma, SD Raj Yamuna, Sekolah
Dwijendra dll.
Selanjutnya menjelang pergantian tahun, ditutup dengan peniupan
terompet tepat pukul nol-nol menandai datangnya tahun baru 2014. Di mana
acara ini diliput live stasiun televisi nasional. Menyongsong
datangnya tahun baru 2014, Walikota Denpasar, IB Rai Dharamawijaya
Mantra, mengajak segenap warga kota menyambut tahun baru dengan penuh
rasa optimisme. ‘’Denpasar sebagai kota warisan budaya, tempat tumbuh
dan berkembangnya berbagai budaya yang multi etnik harus tetap terjaga
dalam bingkai NKRI,’’ ujarnya.
Walikota juga tak lupa mengucapkan
terimakasih, atas segala dukungan yang diberikan, sehingga pembangunan
di Kota Denpasar dapat berjalan sesuai rencana. Selain itu, Rai
Mantra juga mengucapkan terimakasih dan dukungan semua pihak karena
Denpasar Festival ke-6 dan menyambut Tahun Baru 2014 berjalan aman,
kondusif dan lancar. (Sumber : Raj Yamuna dan Denpost)
OGOH-OGOH TK RAJ YAMUNA
00.11
No comments
Keluarga besar Perguruan Raj Yamuna Mengucapkan Selamat Hari Raya
Nyepi Tahun Baru Caka 1936, dumogi sareng sami ngemolihang kerahayuan
lan Kerahajengan. Untuk memeriahkan perayaan Nyepi, seluruh staff , Guru
dan siswa Raj Yamuna mengadakan pawai ogoh-ogoh yang dilaksanakan pada
hari sabtu pagi yang mengambil start dari Sekolah kemudian ke jalan
Sekar ke timur menuju Jalan By Pass Ida Bagus Mantra belok kekiri menuju
Jalan By Pass Ngurah Rai
dan kembali ke Sekolah, rute ini sudah sangat melelahkan bagi anak-anak
yang diikuti dari TK, SD sampai SMP. Pawai ogoh-ogoh ini dilaksanakan
lebih awal dari jadwal pelaksanaan pawai yaitu malam pengerupukan
mengingat anak-anak sudah libur minggu. Pelaksanaan kegiatan ini
disamping mengenalkan sejak dini kepada anak-anak tentang Hari Raya Suci
Agama Hindu beserta rentetan upacaranya juga sebagai upaya menggali
potensi kreatifitas anak didik. karena ogoh-ogohnya merupakan hasil
karya anak-anak dan guru.
Hari Raya Nyepi adalah bentuk perayaan untuk
menyongsong Tahun Baru Saka, yang kebetulan untuk tahun 2014 ini
bertepatan pada hari Senin, 31 Maret. Bagi umat Hindu Bali sendiri,
Perayaan Hari raya Nyepi secara satu paket dilakukan dalam tahapan
upacara 4 hari. Dimulai dari Melasti – Pecaruan – Pengrupukan – Nyepi (Puncak Hari Raya) dan terakhir Ngembak Geni pada keesokan harinya setelah Nyepi.
Dari keempat tahapan tersebut tentu saja Puncak Hari Raya adalah Nyepi itu sendiri, hari baru di mana umat Hindu Bali melaksanakan “Catur Brata” antara lain amati geni (tidak menggunakan dan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan). Itulah sebabnya, hanya di Bali saja Earth Hour
sudah ada sejak dari ribuan tahun lalu – secara rutin dilakukan sehari
tiap tahunnya, bahkan sebelum penemu listrik Michael Faraday dan penemu
lampu Thomas Alfa Edison lahir, Bali sudah mengenal Earth Hour.
Langganan:
Postingan (Atom)